Senin, 31 Mei 2010

Customer Service Timbulkan Sindrom Stres

Dari sebuah laporan yang disusun oleh Customer Experience Board, dua pertiga pengguna komputer mengalami gejala yang disebut “Computer Stress Syndrom” akibat spyware, virus, lambatnya kinerja komputer, internet, dan beberapa hal lain.


Padahal, 78 persen dari sekitar 1.000 responden asal Amerika Serikat yang disurvei menganggap bahwa mereka adalah pengguna yang melek komputer.

Hal yang paling signifikan mengganggu hidup manusia dan meningkatkan level stres adalah saat komputer memunculkan gangguan. Misalnya ketika pengguna sedang bekerja atau bermain, ketika pengguna kehilangan data, serta saat koneksi internet dan email terputus.

“Yang paling parah, yang sangat membangkitkan emosi pengguna komputer adalah layanan dukungan teknis,” kata Donovan Neale-May, Executive Director Consumer Experience Board, seperti VIVAnews kutip dari Arstechnica, 29 April 2010.

Pengguna, kata Neale-May, sudah muak dan frustasi dengan kemampuan mekanisme dukungan teknis yang ada saat ini dalam memecahkan masalah mereka. “Perusahaan perlu merevolusi model dukungan teknis yang ada saat ini karena mereka terlalu berfokus pada meminimalisir biaya,” ucapnya.

Dari survei tersebut juga terungkap bahwa 94 persen responden menyatakan bahwa mereka bergantung pada komputer dalam kehidupan mereka sehari-hari dan dua pertiga di antaranya pernah terpaksa menghubungi dukungan teknis atau sempat mengalami Computer Stress Syndrome dalam setahun terakhir.

Lebih dari 40 persen pengguna komputer juga pernah mengalami kegagalan sistem pada setahun belakangan. Lebih dari separuh di antaranya juga terpaksa meminta bantuan untuk menyelesaikan masalah komputer mereka.

* http://teknologi.vivanews.com

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar